Luas Wilayah
13.851,64 km2
Lambang Sulawesi Utara berbentuk perisai segi lima berwarna biru langit dengan tepi kuning-jingga keemasan.
Perisai segi lima dan 5 buah kelapa melambangkan Pancasila.
Di dalam perisai terdapat simbol biji jagung disusun melingkar berjumlah 23 butir, pohon kelapa berpelepah 9, akar berjumlah 6, dan 4 tunas kelapa; semuanya melambangkan hari jadi provinsi Sulawesi Utara 23 September 1964.
Di sisi kanannya terdapat rangkaian cengkih 17 buah, dan pala 8 buah, dan disebelah kirinya terdapat 45 putir padi merupakan simbol proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.
Simbol pohon kelapa, cengkih, pala, padi, dan jagung merupakan tumbuhan-tumbuhan utama yang menjadi andalan perekonomian Sulawesi Utara.
Data Diri | |
Tempat Tanggal Lahir | MANADO, 18 NOVEMBER 1961 |
Agama | KRISTEN PROTESTAN |
Jabatan | Gubernur Provinsi Sulawesi Utara |
Alamat | Jl. 17 Agustus Kompleks Bumi Beringin, Kec. Wenang, Kota Manado |
Riwayat Pendidikan |
|
Riwayat Pekerjaan |
|
Organisasi |
|
Data Diri | |
Tempat Tanggal Lahir | TONDANO, 05 SEPTEMBER 1969 |
Agama | KRISTEN PROTESTAN |
Jabatan | Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara |
Alamat | Jl. 17 Agustus Kompleks Bumi Beringin, Kec. Wenang, Kota Manado |
Riwayat Pendidikan |
|
Riwayat Pekerjaan |
|
Organisasi |
|
13.851,64 km2
2.621.923 Jiwa
15
The Bitung SEZ is located in North Sulawesi Province and is stipulated through Government Regulation Number 32 of 2014. The Bitung SEZ has a very strategic location and is an economic gateway to countries in the Asia Pacific. This accessibility is supported by the Bitung International Hub Port as a trade hub for the Eastern Region of Indonesia. Located 44 km from the capital Manado, the Bitung SEZ is expected to become a center for growth and distribution of goods as well as logistics support in the eastern region of Indonesia.
With a total area of 534 ha, the Bitung SEZ is based on the regional commodity advantages of North Sulawesi Province. As one of the largest fish producers in Indonesia, the Bitung SEZ focuses on the fisheries processing industry to produce international quality export commodities. Apart from fisheries, the Bitung SEZ also focuses on the coconut industry and its derivative products which have a very wide market and are in demand both on a national and international scale.
Based on regional potential and geostrategic advantages, the Bitung SEZ is expected to encourage downstreaming and boost the competitiveness of the fisheries, agro and pharmaceutical sectors and is projected to attract investment of IDR 32.89T and is projected to absorb a workforce of 34,710 workers by 2025.
534 ha
32,89 Trillion Rupiah
34.710
Keunggulan geoekonomi bertumpu pada lokasi Likupang Timur di Kabupaten Minahasa Utara memiliki orientasi geografis wilayah berdekatan dengan Bandara Internasional Sam Ratulangi dan pelabuhan Bitung.
Keunggulan geostrategis wilayah yang dimitiki Likupang Timur yaitu sektor pariwisata dengan tema resor (resort) dan wisata budaya (cultural tourism). Tema tersebut didukung oleh kawasan sekitar yang memiliki pantai dan dekat dengan Wallace Conservation Center. Konsep Kawasan Ekonomi Khusus Likupang akan mengembangkan resor kelas premium dan kelas menengah (mid range resort), budaya (cultural), dan pengembangan Wallace Conservation.
197.4 ha
5 Trillion Rupiah
33.262